Kabar duka menyelimuti dunia pesantren dan masyarakat Purbalingga. Seorang santri asal Purbalingga, Jawa Tengah, ditemukan meninggal dunia setelah terseret arus banjir di Karawang, Jawa Barat. Tragedi ini menjadi pengingat akan bahaya banjir yang sering melanda, terutama saat intensitas hujan tinggi, dan pentingnya kewaspadaan di area rawan bencana.
Peristiwa nahas ini terjadi ketika korban, bersama dua temannya, tengah melintas di area yang tergenang banjir di Desa Mulyajaya, Kecamatan Telukjambe Barat, Karawang. Diduga, arus air yang tiba-tiba membesar dan deras tak dapat diantisipasi. Dua teman korban berhasil menyelamatkan diri, namun nahas, korban terseret arus banjir yang sangat kuat.
Setelah dilaporkan hilang, tim SAR gabungan dari BPBD Karawang, Basarnas, dan unsur terkait lainnya segera melakukan pencarian. Proses pencarian berlangsung dramatis, mengingat kondisi banjir yang masih tinggi dan arus yang deras. Pihak keluarga dan pesantren tak henti-hentinya memanjatkan doa demi keselamatan korban.
Korban akhirnya ditemukan pada pagi hari berikutnya, sekitar 1,5 kilometer dari lokasi awal ia terseret. Jasad korban ditemukan di area persawahan yang juga terendam banjir. Penemuan ini mengakhiri pencarian dengan kabar duka, meninggalkan kesedihan mendalam bagi keluarga, teman, dan seluruh pihak yang terlibat.
Setelah dievakuasi, jenazah korban langsung dibawa ke pondok pesantren tempatnya menimba ilmu di Karawang. Dari sana, jasad korban kemudian diserahkan kepada pihak keluarga untuk selanjutnya dibawa pulang ke Purbalingga untuk prosesi pemakaman. Seluruh proses dilakukan dengan penuh duka dan penghormatan.
Banjir yang melanda Karawang sendiri disebabkan oleh tingginya debit air di beberapa sungai besar, seperti Sungai Citarum dan Sungai Cibeet. Beberapa wilayah terendam hingga ketinggian lebih dari satu meter, memaksa ribuan warga mengungsi dan melumpuhkan aktivitas ekonomi.
Tragedi ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Pentingnya edukasi mitigasi bencana, terutama di daerah rawan banjir, harus terus digalakkan. Masyarakat, khususnya anak-anak dan remaja, harus paham akan bahaya arus deras dan tidak bermain di area banjir.
Semoga almarhum santri dari Purbalingga ini husnul khotimah dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. Kejadian ini menegaskan kembali urgensi penanganan banjir yang komprehensif serta meningkatkan kesadaran kolektif terhadap keselamatan diri di tengah bencana alam.