Harian Karawang

Mata Rakyat Karawang, Suara Masyarakat Kita.

Motif Hubungan Gelap: Tragedi Stigma dan Penelantaran Bayi di Karawang

Motif hasil hubungan gelap atau luar nikah adalah pemicu paling dominan di balik kasus penelantaran bayi, termasuk di Karawang. Ibu yang melahirkan merasa malu dan takut akan stigma sosial yang kuat, serta potensi hukuman adat atau agama. Kondisi psikologis yang tertekan ini seringkali mendorong mereka pada keputusan ekstrem yang membahayakan nyawa bayi tak berdosa.

Ketakutan akan penilaian masyarakat yang menghakimi merupakan beban berat bagi ibu yang terlibat hubungan gelap. Mereka khawatir akan dikucilkan, kehilangan pekerjaan, atau bahkan diusir dari keluarga. Tekanan sosial ini seringkali lebih menakutkan daripada risiko hukum atau konsekuensi etis terhadap bayi yang baru dilahirkan.

Ditambah lagi, ancaman hukuman adat atau agama di beberapa komunitas juga menjadi faktor kuat dalam kasus hubungan gelap ini. Norma-norma yang ketat terkadang tidak memberikan ruang bagi belas kasih atau solusi yang manusiawi, sehingga pilihan menelantarkan bayi dianggap sebagai jalan keluar terakhir dari rasa putus asa.

Kurangnya dukungan sosial dan informasi yang memadai bagi ibu hamil di luar nikah juga memperparah masalah hubungan gelap ini. Banyak dari mereka tidak tahu ke mana harus mencari bantuan, atau takut untuk mengungkapkan kondisi mereka kepada siapa pun. Akibatnya, mereka terpaksa mengambil keputusan sendiri dalam kesendirian.

Pemerintah dan lembaga sosial di Karawang harus memperkuat program edukasi tentang kesehatan reproduksi, penggunaan kontrasepsi yang aman, dan opsi adopsi yang legal dan rahasia. Sosialisasi ini harus menjangkau semua kalangan, terutama remaja dan wanita yang rentan terhadap hubungan gelap di luar nikah.

Selain edukasi, penyediaan tempat aman bagi ibu yang ingin menyerahkan bayinya juga sangat penting. Rumah sakit, panti asuhan, atau lembaga perlindungan anak harus menjadi rujukan utama, di mana ibu bisa menyerahkan bayi tanpa stigma dan bayi bisa mendapatkan perawatan yang layak.

Masyarakat juga perlu mengikis budaya menghakimi. Alih-alih menyalahkan, penting untuk memberikan dukungan dan empati kepada ibu yang berada dalam situasi sulit. Dengan menciptakan lingkungan yang lebih inklusif, kita bisa mencegah tragedi penelantaran bayi akibat hubungan gelap di kemudian hari.

Singkatnya, motif hasil hubungan gelap adalah dominan dalam kasus penelantaran bayi di Karawang, didorong oleh rasa malu dan takut stigma sosial/hukuman adat/agama. Dibutuhkan edukasi komprehensif, penyediaan tempat aman untuk penyerahan bayi, dan perubahan pola pikir masyarakat agar lebih suportif, demi mencegah tragedi serupa.

Motif Hubungan Gelap: Tragedi Stigma dan Penelantaran Bayi di Karawang
Kembali ke Atas