Fenomena banjir rob telah menjadi langganan bagi sebagian warga yang tinggal di wilayah Karawang Utara, Jawa Barat. Alih-alih terus meratapi kondisi yang terjadi akibat pasang air laut ini, sebagian besar warga kini memilih untuk beradaptasi dan hidup berdampingan dengan banjir rob. Berbagai upaya dilakukan untuk meminimalisir dampak negatif dan menjadikan banjir rob sebagai bagian dari ritme kehidupan sehari-hari. Bagaimana warga Karawang Utara menyiasati kondisi alam ini? Artikel ini akan mengulas lebih lanjut.
Rutinitas Baru di Tengah Banjir Rob yang Berulang
Banjir yang secara periodik melanda wilayah pesisir Karawang Utara, seperti di Kecamatan Pakisjaya dan Cilamaya Kulon, memaksa warga untuk mengembangkan strategi adaptasi. Ketinggian air yang bervariasi, terkadang mencapai lutut orang dewasa, tidak lagi menjadi penghalang total untuk beraktivitas. Warga kini terbiasa dengan jadwal pasang surut air laut dan memanfaatkannya untuk berbagai keperluan. Misalnya, saat banjir rob tidak terlalu tinggi, anak-anak justru menjadikannya area bermain yang unik.
Upaya Adaptasi Warga dalam Menghadapi Banjir Rob
Berbagai cara dilakukan warga Karawang Utara untuk beradaptasi dengan banjir. Beberapa rumah panggung ditinggikan untuk menghindari air masuk ke dalam rumah saat pasang tertinggi. Jalan-jalan setapak juga ditinggikan secara swadaya oleh warga menggunakan material seadanya. Selain itu, warga juga mulai membiasakan diri menyimpan barang-barang berharga di tempat yang lebih tinggi dan aman saat air laut mulai naik. Sosialisasi mengenai prediksi banjir dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga diikuti dengan seksama oleh warga untuk mempersiapkan diri.
Dukungan Pemerintah Daerah dan Harapan Warga
Pemerintah Kabupaten Karawang melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) telah melakukan beberapa upaya untuk mengatasi dampak banjir , seperti pembangunan tanggul sementara dan normalisasi saluran air. Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas PUPR Karawang, Bapak Dedi Supriadi, saat meninjau lokasi banjir di Kecamatan Pakisjaya pada hari Senin, 21 April 2025, menyatakan bahwa pemerintah daerah terus berupaya mencari solusi jangka panjang untuk mengatasi permasalahan ini. Meskipun demikian, warga menyadari bahwa penanganan banjir memerlukan waktu dan berharap adanya solusi yang lebih permanen agar aktivitas mereka tidak terusik.